Powered by Blogger.
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Yasya Indra Blog

Éclairage et ingénierie

 


Pada postingan kali ini kita akan belajar sesuatu yang sangat fundemental dalam pemograman,yaitu data structure. Postingan ini berdasarkan pembelajaran yang saya lalui pada sebuah website yang pasti semua programmer tahu. Website tersebut bernama FreeCodeCamp

Lalu saya berfikir, sebaiknya saya share juga solusi yang saya pecahkan ini ke blog pribadi saya ini

Studi Kasus

Setelah kita memahami apa itu data structure dan beberapa contohnya yaitu object. Maka kita juga harus mengimplementasiannya pada sebuah studi kasus

Studi kasus yang saya coba tertulis seperti ini. Kalian sendiri bisa klik soal dibawah lewat link ini


Bagi kamu yang kesulitan memahami karena keterbatasan bahasa inggris, saya akan menjabarkan soal diatas. Kuran lebih seperti berikut

  • Terkadang kita ingin mengecek apakah sebuah object memiliki property tertentu. Maka dari itu kita memerlukan sebuah function bernama hasOwnProperty() yang akan mengembalikan nilai boolean true atau false
  • Coba. Kamu ubah functuoin checkObj untuk menguji apakah sebuah object memiliki propertu tertentu dari dua parameter, jika ternyata object tersebut tidak memiliki property yang diinginkan maka kita function kita harus mengembalikan "Not Found"
Starting Code

Soal

Code Breakdown

Saya menyarakan kalian untuk menulis inisiasi dari function function diatas terlebih dahulu. Kode tersebut bisa tertulis seperti ini
Kode Kita

Lihat starting code. Kita diberikan sebuah function. Apa maksudnya?

  • checkObj. Merupakan nama function
  • obj. Merupakan parameter yang menerima argument object (kita sudah menuliskannya diatas)
  • checkProp, merupakan parameter yang menerima string, yaitu nama properti yang ingin kita cari

Dan function itu mengembalikan sebuah string berbunyi "Change Me", yang artinya kita diminta untuk mengubah return tersebut

Jawaban

Langkah Langkah

Periksa apakah object yang diterima memiliki prop yang diharapkan.

object tersebut berada dalam argument obj sedangkan prop tersimpan dalam checkProp. Sedangkan kita bisa menggunakan sebuah function built-in dari javascript yang bernama hasOwnProperty, yang berfungsi untuk memeriksa apakah sebuah object memiliki sebuah prop

const checked = obj.hasOwnProperty(checkProp);

hasOwnProperty mengembalikan nilai boolean. True atau false, simpan kedalam sebuah const yang bernama checked

Buat penkondisian dimana ketika prop itu ditemukan dimana artinya checked berisi nilai true, ia akan mengembalikan value dari prop yang berada dalam object. Cara mendapatkannya bisa menggunakan kode dibawah

obj[checkProp]

Jika checked bernilai false maka buang ke dalam sebuah pengkondisian dimana ia mengembalikan string, "Not Found"

Maka kode kita bisa terlihat seperti berikut



Mari kita coba. Dan jangan lupa untuk meng-console log setiap inisiasi function yang sudah kita tulisan diatas


Lalu kita pindahkan ke codepen di Freecodecamp

Bagaimana? Kalian juga menggunakan cara saya diatas? Kalo kalian kebingungan kalian bisa komentar dibawah

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Ketika seorang front end ingin menampilkan data response dari API backend, maka ia harus mengujinya juga pada aplikasi Postman

Apa Itu Postman?

Postman adalah platform untuk membangun dan menguji API. Alih alih kita membiarkan aplikasi terhubung dengan API, bukankah lebih baik kita mengujinya dulu sebelum aplikasi kita (biasanya web) mengembalikan error?

Lalu bagaimana cara menggunakannya?

Biasanya saat kita ingin menguji sebuah API, backend developer akan memberikan kita sebuah documentation yang bisa kita jalankan dalam Postman

Langkah Langkah

Install Postman.

Kalian bisa menginstallnya disini

Kalian akan menerima sebuah link documentation dan kalian bisa mengclick Run in Postman pada ujung halaman


Setelah itu secara otomatis kalian akan membuka tampilan Postman yang sudah tersimpan beberapa request sesuai dengan jenisnya. POST, GET, PUT dan DELETE



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Pada postingan kali ini saya akan memberi tahu kalian langkah langkah untuk mendeploy REST API ke Heroku

Apa Itu Heroku?

Heroku adalah situs semacam hosting dimana kita akan meletakan script backend sehingga script itu bisa berjalan secara online dan dapat diakses oleh siapa saja

Saya sendiri menggunakan Heroku untuk mendeploy REST API yang awalnya saya bangun secara local. Seumpama secara local, maka orang orang tidak akan bisa mengaksesnya khususnya tim front-end yang ingin men-intergrasikannya

Lalu bagaimana caranya menjadikan REST API yang awalnya dibangun secara local menjadi online?

Proyek ini adalah REST API yangsaya bangun menggunakan NodeJS tentu setelah saya bangun secara local saya memerlukannya secara online agar siapapun bisa mengaksesnya

Sedikit review proyek nodejs saya ini. Proyek ini adalah aplikasi dimana kita bisa top up cash kepada gamer. Kita juga bisa memberikan category console game yang dimainkan, nama bank, jenis pembayaran, dan history transaksi

Baca Juga: Mulai Aplikasi NodeJSmu Dari Sini

Langkah Langkah

  • Siapkan script kalian yang sudah disimpan di dalam repo

Saya sudah menyimpan proyek nodejs kedalam repo. Jangan lupa juga untuk meng-init dan meng-cmmit segala perubahan yang dimiliki


  • Buka Heroku dan Daftar

Mendaftarkan akun ke Heroku cukup mudah. Setelah mendaftar, klik Create new app dan masukkan nama yang diinginkan. Kalian bisa daftar disini

Dikarenakan saya sudah mempunyai proyek nodejs yang bernama topgamingup sedang saya deploy ke Heroku. Maka cobalah dengan nama lain


  • Connect-an Heroku dengan Github

Selain harus dihubungkan, kita juga harus mencari nama repo yang kita buat

Lalu nyalakan Automatic Deploy dan Deploy Branch
  • Automatic Deploy, menunjukan bahwa apapun perubahan yang terjadi dan sudah dicommmit lewat Github akan mempengaruhi juga segala perubahan setelah proyek nodejs ini dideploy
  • Deploy Branch, adalah kita memilih branch mana yang ingin kita deploykan

  • Setting Environment Variable yang digunakan

Karena pada localhost kita menghubungkan database MongoDB yang ada di local maka karena sudah terhubung secara online, kita membutuhkan MongoDB yang ada di cloud dan bisa dihubungkan kapan saja. Caranya kita akan menyimpannya pada sebuah Env Variable

Buka Tab Setting, dan pada Config Vars pilih Reveal Config Vars. Lalu simpan variabel variable yang ada dibawah dengan milik kalian


  • Buka URL di browser

Jika semua langkah diatas sudah dijalankan maka kalian bisa membuka aplikasi kita yang sudah dideploy dengan pilih Open app yang ada di paling atas. Jika berhasil, maka kalian bisa melihat website tersebut akan online seperti berikut. https://topgamingup.herokuapp.com/

Baca Juga: Apa Itu ORM? Kenapa Ia Sangat Bermanfaat Untuk Memasukkan Data Ke Dalam MongoDB?

  • Jalankan lewat Postman

Karena saya juga memiiki API auth dimana saya bisa Sign In dan Sign Up menggunakan endpoint tersebut maka kita perlu menjalankannya dengan Postman untuk mengetes apakah endpoint tersebut berjalan dengan baik atau tidak

Tentu caranya kita harus mengubah Environment Variable di dalam Postman


Lalu kita coba Sign In, apakah ia akan mengembalikan token?

Kesimpulan

Mendeploy aplikasi menjadi online ternyata cukup mengconnect-an repo dan mensetting environtment yang ada sehingga ia mau terhubung dengan database yang ada di cloud. Ini adalah salah satu kemudahan yang kita rasakan jika menggunakan stack MERN.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Ketika kita login dari sebuah website, kita tidak semata mata menyerahkan username atau password kepada database atau website yang kita masukkin. Namun semua proses tersebut harus diamankan melalui sebuah enkripsi. 

Salah satu tool yang memungkinkan kita sebagai programmer bisa memberika enkripsi yang aman ketika user memasukkan account-nya adalah JWT

Apa Itu JWT?

JWT (JSON Web Token) adalah sebuah tool yang berfungsi untuk memberikan token token, kode kode enkripsi unik ketika data dimasukkan atau dibutuhkan.

Kode kode ini unik dan hanya diketahui oleh tool yang dimiliki JSON yang biasa disebut decryptor

Proses authentication oleh user sangatlah penting diamankan agar website aman dari segala serangan hacker

Kalian bisa membaca cara kerja  JWT  secara lengkap disini

Baca Juga: Cara Kerja JWT. Semua Programmer Harus Tahu!

Cara Kerja JWT Pada NodeJS

Setelah kita faham bagaimana JWT token bekerja maka kita harus menerapkannya pada aplikasi yang kita bangun. Terkadang setiap programmer memiliki bahasa pemogramannya masing masing sehingga dari segi syntax penggunaan JWT relatif berbeda

Namun tenang saja, kalian bisa membaca tutorial lengkap dan dokumentasinya pada situs resmi JWT sedangkan pada postingan kali ini saya akan membahas penggunaan JWT token lewat bahasa pemograman NodeJS

Kali ini kita akan memanfaatkan JWT token untuk mengamankan login oleh user 

Langkah Langkah

Pertama, install JWT

Ingat!, perhatikan versi JWT yang kalian instal, saya menggunakan JWT versi 8.5.1. Hal ini harus dilakukan supaya meminimalisir error yang terjadi. Terkadang versi satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan yang jauh mulai dari segi struktur atau syntax yang barang kali sudah deprecated

Baca Juga: Hindari Error Ketika Ngoding Dengan Mencoba Cara Cara Berikut

Lakukan hal tersebut dengan memasukkan perintah berikut di command prompt kalian

npm i jsonwebtoken@8.5.1

Kedua,  buat env variable menggunakan dotenv dan file config. Dengan cara membuat file ,env dan config/index.js

.env

SECRET=SECRET

  • kalian bisa mengisi SECRET= dengan apapun. Misal, SECRET=RAHASIA_BANGET, dsb

sedangkan file /config/index.js berisi kode berikut

const dotenv = require("dotenv");

const path = require("path");

dotenv.config();

module.exports = {

  jwtKey: process.env.SECRET,

};

Ketiga, berikan token menggunakan jwt.sign() yang berisi data apa saja yang ingin dimanfaatkan. 

Dalam case ini kita akan mengamankan data username, email, name, id, phoneNumber, avatar

Keempat, buat middleware untuk memberikan token dan mengverifikasi token ketika ada token yang diterima

Beberapa hal yang harus difahami dari codingan diatas

  • Ketika request diterima, kita harus menghilangkan "Bearer " karena secara default ini dikirimkan melalui browser/Postman kita. Setelah itu kita verifikasi dengan jwt.verify dimana token yang diberikan harus sama persis dengan decryptor yang kita berikan di dalam file env

Setelah itu kita letakkan sebagai middleware di dalam file router.js

Dengan cara menambahkannya diantara url/route yang diinginkan dan controller


Setelah itu kita masukkan url tersebut di dalam Postman


Dan akhirnya kita mendapatkan token yang diinginkan. Ini akan pengaman atau verifikasi ketika seorang user memasukkan username dan passwordnya. Sehingga tidak ada user yang bisa masuk kedalam sebuah website melalui Cross Site Scripting

Kesimpulan

Itu dia cara kita mengamankan login atau authentication melalui JSON. 

Dimulai dari memasukkan variabel loka di dalam sourcecode kita, memberikan token dan mencocokannya

Jika kamu punya pertanyaan ajukan di kolom komentar yaa

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Sebuah aplikasi pada umumnya mempunya empat fungsi. Create (menciptakan), Read (membaca), Update (mengubah), Delete (menghapus). Untuk melakukan itu kita membutuhkan function masing masing yang terganting dari bahasa pemograman yang kita gunakan

Kalo kamu menggunakan javascript maka melakukan keempat fungsi diatas bisa sangat sederhana. 

Membangun aplikasi dengan javascript pasti kita akan membutuhkan NodeJS, Mongoose, dan sebagai penyimpanan data, MongoDB. Biasanya kita menyebutnya stack stack teknologi ini dengan sebutan MERN atau MongoDB, Express, React dan NodeJS. Untuk beberapa kasus kita membutuhkan React, kadang juga enggak

Lalu gimana caranya ni? Apakah semudah menggunakan SQL

Pribadi, menggunakan javascript dalam melakukan CRUD sangatlah lebih sederhana dibandingkan dengan MySQL query. Menurut saya, javascript memiliki kode script yang to the point dan tidak membutuhkan banyak syntax sehingga lebih mudah dihafal

Pasti sudah penasaran kan gimana caranya?

Baca Juga: Tutorial Lengkap Buat RESTFul API CRUD Dengan MongoDB dan NodeJS

1. Create, save()


.Model() merupakan schema database yang sudah kita buat, biasanya akan berbentuk seperti ini

Lalu kita membuat file file controller yang mengaahkan route dan memberikan fungsinya. Di dalam controller tersebut ia akan menerima promise. Sehingga kode kode ini dibungkus dalam sebuah try and catch


Namun untuk menjalank kode ini pastikan. Kamu sudah menerima data dari request body dan menyimpannya ke dalam parameter Category dalam bentuk object

2. Read. find()

Ketika kita ingin memunculkan data kepada sebuah halaman, maka kita memerlukan function find(). Ia tidak memerlukan parameter apapun. Namun ia harus disimpan dalam sebuah variabel lalu nanti kita munculkan value dari beberapa keynya. Seperti kode yang ada dibawah ini

Adapun nantinya view akan menerima data data ini dan memunculkannya ke dalam file HTML kita

Diatas kita melihat bahwa data category yang sudah disimpan di looping sehinga setiap data dalam object tersebut bisa kita munculkan id dan nama kategorinya

3. Update, .findOneAndUpdate()

Function diatas menerima dua parameter, yang pertama adalah id. Id menunjukan identitas data yang ingin diubah karena setiap data mempunyai id yang berbeda beda. Yang kedua, nama field yang ingin diubah. Misalnya nama, maka parameter kedua harus berisi object yang terdapat nama field di dalamnya. Sedangkan field yang ingin diubah itu bisa diterima lewat req bodynya. Kalian bisa perintah perintah MongoDB sebelumnya dengan menerapkan cara diatas

Biasanya kita menerima data yang ingin diubah ini dari sebuah form. Lalu ia akan ditangkap dari request bodynya

4. Delete, .deleteOne()

Penggunaan delete sama persis dengan find() yaitu kita membuuthkan function yang menerima parameter yang berbentuk object. Namun bedanya kali ini kita hanya membutuhkan idnya saja. Adapun cara menggunakannya kalian bisa menerapakan penggunaan function diatas

Kesimpulan

Penggunaan query dalam MongoDB lebih sederhana dibandingkan MySQL, karena MongoDB mempunyai struktur database yang berupa object sehingga mudah untuk memodifikasinya. Sedangkan untuk MySQL memiliki struktur database yang schematic dan kaku sehingga terdapat beberapa aturan khusus untuk melakukan pengubahan data

Tahu enggak, kalo kalian bisa banget baca artikel diatas dengan cepat dan ringkas. Kalian follow dulu Yasya Indra di Instagram dan dapetin informasi seputar web programming dan mobile app dengan mudah, semudah menggeser jempol kalian itu. Buruan follow!

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Ketika membuat aplikasi kita membutuhkan source yang banyak agar aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik.

Kali ini saya akan memberi tahu cara mencari tahu bagaimana sebuah aplikasi bisa diciptakan. 

Alih alih kita menonton video course berjam jam. Kita akan langsung saja hands-on menilik sourcecode dari aplikasi tersebut yang disimpan dalam repositorinya

Apa Itu Source Code?

Source Code adalah baris baris kode dari sebuah aplikasi. Disana kita akan menjumpai bagaimana kode kode bekerja dan menjalankan kinerja aplikasi. Kita bisa membuat sendiri sourcecode sebuah aplikasi atau membelinya dari beberapa situs terkenal

Sebuah Studi Kasus

Agar mempermudah saya akan mengambil contoh dari sebuah website buatan Lee Robinson

Website ini adalah website yang berisi segala protfolio, tulisan blognya, dan opini dari Lee Robinson ini (yang merupakan panutan saya ketika ngoding pake NextJS. Oiya, cek Youtube Channelnya disini)


Saya beri waktu kalian untuk bereksplorasi website diatas. Apa yang menjadikan website ini unik, keren, dan berbeda dari website website lainnya

Bagi saya website diatas memiliki beberapa kelebihan menarik
  • Route bisa masuk dengan cepat
  • Design simple
  • Dark mode
  • Konektifitasan API dengan cepat
Menurut saya website ini memiliki source code web sederhana yang bisa kita pelajari tanpa harus mengikutinya secara plek plekan atau sama persis. Hanya ada beberapa hal yang bisa kita tiru

Ini juga berlaku untuk source code bahasa apapun. Bisa source code php, source code python, dan lain sebagainya

Baca Juga: Baca Ini Biar Ngoding Kamu Lancar Jaya dan Anti Error!

Langkah Langkah

Pertama buka repository Githubnya

Seorang developer bisa dinilai apakah ia kompeten atau tidak berdasarkan repositornya. Jika keahlian git versioningnya sudah benar. Segala perubahan dari scriptnya memiliki commitnya sendiri sendiri. Untuk case kali ini Lee Robinson memiliki sekitar +500 commits, itu sekitar >500 perubahan terjadi pada sourcecode website ini. Repository tersebut bisa dibuka disini


Kedua. Klik 568 Commits. Dan telusuri commits pertamanya

Supaya kalian tidak usah capek capek tenggelam dan mencarinya. Klik link ini. Dan perhatikan bagaimana website ini bermula, apa yang Lee Robinson lakukan. Dan apa yang kita bisa pelajari



Ketiga. Perhatikan apa saja yang berubah, bertambah, dan terhapus dari kode yang ada.

Warna hijau menunjukan kode itu ditambahkan, warna merah kode itu sudah dihapus. 
Ini adalah penampakan website leerob.io saat masih pertama kali di inisiasi. Tampilan web ini bisa dilihat disini


Untuk melihat segala perubahannya, bisa klik tulisan Initial commit atau nama commit yang ada tercantum


Kita akan melihat commit yang lain. Kode apa saja yang berubah, ini merupaka commit yang bernama Add Google site verifcation

Ini adalah cara kita mempelajari sebuah sourcecode dan mencoba menerapkannya pada aplikasi kita, seumpama aplikasi kita memiliki kode yang kurang atau tidak berjalan dengan baik

Baca Juga: Sourcecode RESTFul API Create Read Update Delete Dengan NodeJS dan MongoDB

Namun sebelum melakukan cara ini, pastikan orang yang membuat website tersebut lengkap dalam membuat commit. Ini adalah sesuatu  yang menggambarkan apakah developer itu profesional atau tidak. Kalo commit tersebut ternyata tidak lengkap maka kita tidak bisa melakukan cara diatas (kecuali kita mengkontak developernya langsung)

Kesimpulan

Mempelejari sourcecode seseorang dimulai dari mengamati perubahan kode yang terjadi pada sebuah aplikasi yang kodenya tersimpan pada repositorinya. Namun sebelumnya pastikan orang yang menulis kode tersebut memberikan commit yang lengkap sehingga kode tersebut bisa dengan mudah kita fahami. Jika tidak ada, maka itu bisa menjadi rambu kuning bahwa developer tersebut kurang profesional atau memiliki beberapa kebijakan tertentu sehingga ia tidak berkenan commit jika commit itu ditampilkan
View this post on Instagram

A post shared by Yasya Indra (@yasyaindra)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

Albert Einstein pernah bilang,

"Imagination is more important than knowledge. Knowledge is limited. Imagination encircles the world."

"Logic will get you from A to B.  Imagination will take you everywhere."

Dan beberapa waktu lalu saya pernah menjumpai seseorang di Twitter mentuitkan opini bahwa ia benci membaca fiksi karena menurutnya itu hanya membuang buang waktu. Ia lebih suka membaca buku yang berat berat dan cenderung membahas ranah fakta dan empiris. Seperti Madilog (yang sampai saat ini saya belum selesai membacanya berkali kali, mungkin saya akan membahasnya pada episode podcast mendatang)

Namun apakah menikmati fiksi setidak berguna itu? Apakah kita tak perlu membaca manga dengan cerita lucu? Menonton film tembak tembakkan yang penuh keseruan dan menegangkan

Fiksi bisa membawa kita pergi dari kenyataan dan memang itulah salah satu fungsinya

Tak hanya itu terkadang fiksi adalah sebuah media dimana ia mengungkap realita yang terbungkam atau terlalu tabu dibicarakan

Salah satu contohnya adalah Mas Eka Kurniawan yang menulis buku Cinta Itu Luka untuk mengkritik budaya patriarki pada era penjajahan yang barang kali juga masih meresonasi kejadian saat ini

Lalu George Orwell 1984 yang menggambarkan dunia distopia dimana society diawasi 24 jam dan segala apa yang mereka lihat

Tak hanya itu pada sisi bisnis. Fiksi bisa menjadi sebuah trademark, merk dagang, franschise yang abadi karena penggemarnya yang fanatik akan selalu ada tak lekang di makan jaman. Ambil contohnya saja, Star Wars, Marvel, DC, Harry Potter, Mickey Mouse, you name it!

Fiksi dibangun berdasarkan imajinasi

Imaginasi berasal dari kata image yang berarti gambar. Berarti Imajinasi adalah sebuah gambar secara subjektif dari seseoang dari apa yang ia lihat, rasakan, dan dengar

Berimajinasi adalah sebuah keahlian yang harus dilatih berkali kali dengan banyak cara. Menonton, membaca, menulis, atau menggambar

Banyak yang mengatakan menonton film adalah kegiatan yang tidak produktif, buang buang waktu, dan tidak bermanfaat

Begitu pula dengan membaca komik

Opini tidak sepenuhnya salah. Namun juga tidak sepenuhnya benar

Kenapa tidak sepenuhnya benar? Karena ketika menikmati fiksi kita juga harus melatih analisa. Kenapa saya tertawa setiap mendengar jokes adegan ini? Kenapa saya takut kenapa nonton film yang katanya film horror di dunia ini? Kenapa saya bisa menilai film ini bagus seperti yang dikatakan orang orang pada reviewnya di ImDB atau Letterboxd

Namun seumpama kita nonton, baca, atau mendengar hanya sekedar seru, hanya sekedar hype, maka itulah yang namanya membuang buang waktu. Apalagi kalo sebenarnya kita sama sekali tidak menikmatinya

Tak hanya itu seumpama kegiatan ini dikombinasikan dengan tujuan produktif lainnya seperti melatih bahasa inggris, maka double double deh manfaat yang didapat

Sayangnya saya tidak akan memasukkan hal itu pada concern postingan ini. Mungkin bisa saya bahas di postingan lainnya di journal saya yang membahas apapun secara bebas

Namun ngomong ngomong tujuan produktif yang dipadukan kegiatan yang menyenangkan seperti menikmati film atau cerita fiksi. Maka ada salah satu kegiatan produktif yang bisa kita kombinasikan

Yaitu ngoding

Bagi kamu seorang developer, programmer, engineer yang setiap harus ngoding dan bikin sebuah aplikasi di web atau android. Maka ngoding adalah menjadi kegiatan sehari hari

Apa Itu Ngoding?

Ngoding itu sebuah kegiatan kita merangkau baris baris kode yang nanti akan diproses oleh komputer sehingga menghasilkan sebuah program yang bermanfaat untuk kebutuhan kita

Ngoding membutuhkan banyak sekali pemahaman teknikal nan kompleks. Mempelajarinya satu dua bulan, satu dua tahun tidaklah cukup. Dibutuhkan kesemangatan, ketekunan, dan konsistensi

Belum lagi berbagai pemahaman konsep seperti struktur data, algoritma, dan logika. Itu juga belum ditambah dengan berbagai sifat bahasa pemograman yang variatif dan berbeda antar satu dengan lain

Kini kita sudah mengetahui bahwa ngoding merupakan kegiatan  yang dipenuhi dengan logika yang beraturan dan tak mungkin bagi kita untuk berfikir semau kita sendiri

Namun gimana jadinya kalo seumpama kita menyederhanakan kegiatan ngoding yang sungguh memeningkan kepala ini? Bayangkan kita bisa ngoding semudah bercerita kepada orang lain. Ngoding semudah menuliskan isi kepala kita, dan ngoding semudah mengungkapkan review jelek pada barang yang kita beli di tokopedia

Semisal kita ngoding dengan bahasa Python untuk project machine learning semua itu bisa kita sederhanakan seperti menulis sebuah cerita dan

Apapun bahasa pemograman. Mau ngoding php, javascript, atau java

Kali ini saya akan membeberkan rahasianya hanya dengan memberikanmu sebuah contoh. Namun contoh ini sangat bermanfaat jika kamu bisa menerapkan ke segala beragam ilmu yang kamu pelajari di masa mendatang

Apapun bahasa pemogramannya, apapun frameworknya, apapun toolnya, dan apapun platform dimana kode itu dijalankan

Namun mempelajari semuanya bukanlah sesuatu yang saya sarankan. Pembahasan hal itu akan saya lakukan pada postingan yang lain. Judulnya, Mengapa Belajar Semua Bahasa Pemograman Tidak Akan Menjadikanmu Jago Pemograman

Baik kita ambil dari sebuah kode berikut


Apa yang kita ketahui dari potongan kode diatas?

  • Sebuah Function bernama sumTheNumbers
  • Menerima dua parameter
  • Mengemablikan console.log
Setelah kita tahu dan membredelnya satu persatu. Mari kita rangkai informasi ini sebagai cerita yang mudah diingat sehingga kita bisa mengulanginya lagi untuk case berbeda

Ketika kamu mengetahui bahwa function ini bisa mengembalikan sebuah nilai, suatu benda apa di dunia yang bisa melakukan hal itu?

Laci? Blender? Mesin Cuci? Kompor?

Banyak sekali bukan?. Namun kita gambarkan atau bayangkan bahwa function ini semacam mesin yang menerima parameter atau bahan baku dua jenis. Yaitu variabel a dan b

Lalu ia mengembalikan sebuah nilai yang merupakan hasil matang dari bahan baku kita tadi. Yaitu dengan cara menjumlahkannya

Hmmm. Sangat sederhana bukan?

Inilah sesuatu yang Einstein definisikan sebagai imajinasi bisa membawa kita kemana saja. Imajinasi bisa membawa kita memahami sesuatu yang rumit dan beraturan menjadi sebuah pola yang mudah difahami

Postingan ini akan pembuka seri Ngoding Semudah Bercerita di Blog ini. Atau bisa jadi untuk Youtube Channel saya

Selanjutnya kita akan menyederhanakan atau membayangkan bahwa membuat route untuk web kita semudah membuat jarlur rel kereta

Lhooo. Kok bisa????

Bisa aja. Makanya tetap stay stuned di blog, instagram, channel Yasya Indra untuk informasi terbaru

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


Membangun website lms atau learning management system ternyata tidaklah sulit saat ini. Tanpa ngoding dari 0 dan hanya berbekal hosting dan domain name pun kita sudah siap memilikinya

Untuk dapat melakukannya kita memerlukan sebuah CMS yang bernama Moodle. Apa itu CMS? Apa itu Moodle? Dan apa itu LMS?

tutorial moodle ini akan saya rangkum terlebih dahulu menjadi beberapa poin yaitu
  • Pengertian LMS
  • Pengertian CMS
  • Pengerian Moodle
  • Pengertian Localhost
  • Langkah Langkah Install Moodle
  • Kesimpulan Cara Yang Digunakan Untuk Install Moodle

Apa Itu LMS?

LMS memiliki kepanjangan Learning Management System yang bertujuan sebagai platform untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara daring. LMS bisa berjalan di manapun, bisa diatas platform dimana kalian mengodingnya dari 0 menggunakan PHP atau bisa juga memanfaatkan CMS yang sudah tersedia secara open source.

Apa Itu CMS? 

Kepanjangan CMS adalah Content Management System dimana ia akan mengelola segala isi content website kita. Intinya CMS ini adalah sebuah system yang mengelola isi muatan website sedangkan LMS juga sama seperti CMS namun ia khusus ditujukan untuk elearning platform

Nantinya CMS ini akan bisa digunakan dan diakses secara luas dengan hosting. Kalian bisa install moodle di hosting menggunakan Hostinger, Niagahoster atau idwebhost. 

Banyak sekali hostinger lokal yang bisa kalian gunakan, contohnya kalian bisa install moodle di Niagahoster

Salah satu LMS terkenal yang sering digunakan untuk platform elearning adalah Moodle

Apa Itu Moodle?

Moodle adalah salah satu produk LMS open source yang bisa diinstal di dalam hosting milik kita secara online. Di dalam Moodle kita bisa mengelola jadwal pembelajaran, pengajar, kelas, dan pengumpulan tugas, Tanpa harus ngoding dari awal. Semua fitur tersebut bisa dijalankan dengan click and drop saja. Moodle termasuk lms gratis yang dapat kita gunakan meskipun untuk tujuan komersial

Untuk pembelajaran dan latihan sebelum akhirnya menjadikan online, kalian bisa mencoba install moodle di laptop


Moodle hadir dalam berbagai versi, saat ini versi terakhir dari Moodle adalah 3.11.5

Setelah kita tahu apa itu Moodle dan CMS, termasuk CMS yang khusus menangani elearning platform online. Kini kita mengetahui bagaimana cara menggunakan moodle dan cara install moodle di sebuah localhost

Ada berbagai cara menggunakan CMS Moodle ini di localhost. Bisa menggunakan XAMPP, Laragon, Nginx  atau aplikasi pengelola Web Server lainnya

Namun pada tutorial ini saya akan menggunakan Laragon untuk install Moodle dan meng-customisasikannya sehingga elearning platform kita ini bisa digunakan

Kalian bisa download Laragon untuk install Moodle disini. Jika kalian mau menggunakan mencoba dengan webserver yang lain seperti xampp kalian bis menyimak cara menggunakan xampp disini

Pengertian Localhost

Localhost adalah sebuah wadah yang berpura pura sebagai hosting online namun ia hanya berada di laptop kita sendiri. Tentu meskipun komputer kita online, namun orang orang tidak bisa mengaksesnya

Salah satu aplikasi yang memungkinkan kita membuat sebuah localhost adalah XAMPP dan Laragon

Langkah Langkah

Pertama, nyalakan Laragon dengan cara klik Start All. Lalu tentukan dimana folder root yang kalian inginkan

Saya sendiri cenderung lebih suka menggunakan folder di local D ketimbang C. Tujuannya agar local C tidak cepat penuh sehingga kinerja laptop/komputer kita akan melambat

Caranya dengan Klik Kanan > Laravel Project > Switch Document Root > Pilih folder yang diinginkan


Kedua tentu kita harus download Moodle for windows. File yang kita download akan memiliki format zip

Setelah di-download, kita ekstrak file tersebut dan letakkan di (semacam) folder root milik Laragon



Baca Juga: Sering Error Waktu Ngoding? Cobain Tips Ini Dijamin Ngodingmu Lancar Jaya! 

Ketiga. Masuk kedalam Browser dan lihat apakah Laragon berhasil menjalankan CMS kita

Dengan Laragon hal ini cukup mudah cukup Klik Kanan > Nama Project Kalian > Nama Website Moodle Kalian


Maka kita bisa melihat website elearning kita akan menyambut dengan pilihan instalasi seperti gambar berikut
Maka klik Next


Pastikan lokasi file Moodle kita sudah berada di tempat yang kita inginkan



Pastikan juga website elearning kita sudah terhubung dengan MySQL atau DBMS yang kita inginkan. bisa PostgreSQL, MongoDB, dll. Pilih teknologi selera kalian. Pada kasus kali ini saya akan menggunakan MySQL biasa saja. Bawaan Laragon


Namun, kita harus memastikan kita sudah memiliki database di dalam MySQL. Untuk melakukannya buka Terminal dengan meng-klik Terminal pada Laragon Control Panel kita


Masukkan perintah berikut kedalam Terminal

mysql -u root

CREATE DATABASE nama_database DEFAULT CHARACTER SET utf8mb4 COLLATE utf8mb4_unicode_ci;

GRANT SELECT,INSERT,UPDATE,DELETE,CREATE,CREATE TEMPORARY TABLES,DROP,INDEX,ALTER ON nama_database * TO 'root'@'localhost' IDENTIFIED BY ''




Lalu masukkan form dibawah ini sesuai dengan gambar. Untuk port MySQL usahakan jangan sampai salah ya

Klik Continue


Tunggu sebentar. Karena Laragon akan memeriksa apakah server kita mumpuni untuk menginstall Moodle ini. Jika semuanya sudah tertandai OK, maka klik Continue

Proses penginstallan modul dalam CMS kita ini ternyata bisa dilihat satu persatu, dan ini membutuhkan waktu lumayan lama sekitar 5 menitan. Jika semuanya sudah terinstall dan terlihat seperti gambar berikut. Maka klik Continue

Isi form berikut sesuai dengan keinginan kalian. Pastikan kalian ingat username dan passwordnya. Karena ini akan menjadi root user


Isi juga detail website kita mulai dari Site Name hingga Front Page Summary. Sebenernya ini hanya optional saja


Akhirnya, LMS kita sudah jadi. Kini kita hanya tinggal mengkustomisasinya saja. Terus eksplor LMS ini secara intuitif.


Bahkan tanpa memerlukan ngoding yang njlimet dan ribet. Kita bisa membangun sebuah platform elearning dengan mudah dan cepat. Kini giliranmu untuk mencobanya di localhost. Sedangkan untuk pendeployannya di hosting agar bisa diakses oleh semua orang akan saya bahas pada postingan selanjutnya


Kesimpulan

Ternyata mudah sekali membangun sebuah website elearning. Semua itu bisa ditangani dengan CMS bernama Moodle. Yang perlu disiapkan adalah sebuah Web Server dan modul Moodle yang bisa di download dari webisite resminya
Tak hanya itu kita juga perlu membuat sebuah database khusus

Tentu kita memerlukan biaya lebih untuk menjadikan website kita ini online di internet sehingga bisa diakses oleh siapapun
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Techbros Writer. Educactor, you name it

Follow Us

  • instagram
  • youtube

Categories

Materi Kuliah Buku Internet Stuff

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • March 2025 (4)
  • February 2025 (1)
  • November 2024 (3)
  • October 2024 (1)
  • January 2024 (1)
  • December 2023 (12)
  • November 2023 (9)
  • October 2023 (1)
  • September 2023 (3)
  • August 2023 (14)
  • July 2023 (3)
  • June 2023 (11)
  • May 2023 (3)
  • April 2023 (1)
  • March 2023 (1)
  • February 2023 (8)
  • January 2023 (6)
  • December 2022 (3)
  • November 2022 (2)
  • October 2022 (3)
  • September 2022 (3)
  • August 2022 (1)
  • July 2022 (1)
  • June 2022 (1)
  • May 2022 (1)
  • March 2022 (4)
  • February 2022 (8)
  • January 2022 (8)
  • December 2021 (4)
  • November 2021 (11)
  • October 2021 (6)
  • August 2021 (9)
  • July 2021 (5)
  • June 2021 (5)
  • May 2021 (4)
  • April 2021 (4)
  • March 2021 (6)
  • February 2021 (2)
  • January 2021 (7)
  • December 2020 (5)
  • November 2020 (2)
  • October 2020 (5)
  • September 2020 (6)
  • July 2020 (1)
  • June 2020 (1)
  • May 2020 (6)
  • March 2020 (1)
  • January 2020 (3)
  • December 2019 (3)
  • November 2019 (12)
  • October 2019 (8)
  • September 2019 (6)
  • August 2019 (8)
  • July 2019 (6)
  • June 2019 (3)
  • May 2019 (8)
  • April 2019 (2)

Report Abuse

Created with by ThemeXpose