Powered by Blogger.
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Yasya Indra Blog

Éclairage et ingénierie


"Aku berpijar nan jauh dari alam yang tak dikenal
Semua orang menganggap ketiadaan ku ada
Dan jika semua orang telah mati, aku juga tak akan bangkit lagi"

Orang orang memanggilnya Dio. Manusia biasanya memanggil dia dengan huruf terakhir dari namanya. O

O, dari mana saja? aku butuh kamu
O, aku pinjem PR kamu ya?
O, kamu gapapa kan?

Perkataan itu melalang dan hinggap di setiap hari yang ia miliki. Ia sungkan untuk memgusir. Tiap pergi satu, datanglah seribu.

Dio sadar sekali dia diberdaya bulan bulan -atau tahunan. Jika akau punya dua jiwa dalam satu jasad, maka jiwa ku yang lain akan menamakan semua orang adalah sosiopat!, tak punya perasaan, dan suka berbohong.
Ya, kepada siapapun
Dio
Orang lain
Atau dirinya sendiri

Tapi aku lebih kasihan jika Dio yang dibohongi. Semua orang bilang takkan melupakan Dio setelah Dio mau membuatkan PR, mengerjakan operasi hitung, mengisi esai sejarah. Tapi, setelah itu Dio takkan diajak tertawa. Atau pasnya,. takkan pernah diajak untuk berkawan bersama

Dio bukan orang yang sabar, Hanya saja, dia tak mau melawan. Dia tak mau berurusan dengan hawa nafsunya dalam dalam. Dia tak mau nyari-ribut dengan emosinya yang bisa membara.

Dio belum menemukan jati dirinya. Maka datanglah aku dengan membawa surat. Aku letakkan di atas meja, laci, kursi, atau dinding kamar mandi tempat biasanya dia bersembunyi.

Tapi aku marah. Dia tak mau menerka semua itu. Dia tak pernah mencoba apa yang aku tulis untuk dirinya. Padahal seandainya dia mencoba sedikit saja, semua akan terbayar lunas. Dan dunia seisinya barang kali bisa ditaklukan

Dio memang belum mempunyai jati dirinya. Kesal aku dibuatnya
Semua bisikan sudah tak mempan
Semua rayuan, apalagi

Saatnya akau membawakan benda penebus sakit
Biar mereka tahu bagaimana rasanya

Tapi, saat aku menampakkan diri. Dia ketakutan. Dia lari. Hanya Dio yang bisa melihat ku. Orang lain kebingungan melihat kenapa Dio berlari
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

D iluar sana banyak sekali orang yang ingin menjadi hacker, tapi sedikit orang yang faham bagaimana hacker bekerja. Aktifitas hacking lebih sekedar hanya menjebol password facebook
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebagai seorang fanboy sastra dan sains, buku adalah kebutuhan primer mengalahkan semua kebutuhan hidup. (kadang duit buat beli sabun abis duluan, cuma buat beli buku). Kalo kondisi hidup kalian sama dengan gua, maka gua bakalan ngasih kalian tips jenis buku apa aja yang seharusnya kalian beli dan tidak seharusnya kalian beli.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Karena di pondok gak ada TV, dan benda yang hanya gua pegang hanyalah hadphone. Pastinya, Youtube menjadi alternatif nonton nomor satu. Channel channel Youtube gak kalah keren kok dengan channel channel yang ada di TV. Justru, menurut gua lebih bagusan channel channel Youtube.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Gua bukanlah anak yang berprestasi di sekolah. Bisa dibilang, gua anak dengan semangat menimbah ilmu menengah ke bawah.  Gua hampir gak tertarik dengan semua pelajaran di sekolah. Mungkin, pelajaran yang bisa menyelamatkan akreditasi wajah gua dihadapan guru hanyalah pelajaran Bahasa Inggris, itupun bukan karena gua rajin mempelajarinya, tapi karena kebetulan gua suka lagu lagu inggris s, seperti Avenged Sevenfold, Asking Alexandria, Alesana, dan Bring Me The Horizon.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Tahun ini alhamdulilah masih diberi umur panjang untuk menjumpai bulan suci. Semua orang berbahagia, menyambutnya dengan berbagai macam niat. Ada yang menyambutnya karena di bulan puasa ini dietnya bisa lancar, bisa bukber sekalian reuni bareng temen temen lama, ada yang bisa
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kenapa sih, orang orang suka mengaitkan orang genius dengan pandai bermatematika?, dan kenapa gak orang suka melukis atau menggambar dijadikan sebagai maskot orang yg genius? Padahal kan mereka jago dalam melukis menggambar dan merancang.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Di era teknologi yang semakin maju ini, kayaknya hal yang mustahil kalo kita ketinggalan berita dunia. Dan smartphone sudah menjadi kebutuhan primer umat manusia, seolah dunia berada dalam genggaman. 

Hal ini lah yang mentrigger gua untuk memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin. Gua amat menyadari apa yang gua dapet selama tiga tahun sekolah sangat kurang. Berjibaku dengan ilmu keduniaan bersanding dengan ilmu akhirot. Diantara keduanya, harus ada salah satu yang dikalahkan. Mau ga mau. Meski udah berusaha untuk menyeimbangkannya.

Selama kelas sepuluh. Gua amat acuh dengan pelajaran di sekolah. Ke sekolah, cuma kadang pindah tidur doang. Kadang pernah, tidur di kelas dari pagi, sampe tiba tiba bangun gara gara bel pulang sekolah. Kira kira separah itulah gua sekolah.

Nah, setelah kelas sepuluh dan gua akhirnya berbangga diri menyandang nama mubaligh (anggaplah title untuk santri yang mendapat ijin untuk mengajar secara formal), gua malah keranjingan belajar secara akademis. Tapi, seberingas apapun kesemangatan gua, gua selalu punya sifat 'pilih-kasih' terhadap apa aja yang gua pelajari. Gua cuma belajar sesuatu yang gua mau. 

Kebetulan gua saat itu lagi demen demennya belajar MTK dan TIK. Yowes, hanya kedua pelajaran itulah yang berhasil mencuri hati gua. Kadang, guru yang mengajar selain kedua pelajaran itu memiliki pandanganan yang tetap sama terhadap gaya bersekolah gua. -seperti barusan, dateng ke sekolah cuma pindah tidur. 

Tapi, pandangan itu gak berlaku untuk Ibu Fevi, Ibu Defriza, dan Pak Mul. Well, ketiga guru inilah yang memandang gua sebagai murid yang teladan. Meski hanya dalam sepesifik mapel aja.

Kira kira itulah kenakalan di sekolah yang bisa gua ceritain disini. Mungkin kalian berharap, gua punya kenakalan yang lebih keren. Tawuran, pacaran, minum, dsb. Hahaha, ga sampe segitunya.

Meski hanya sebatas ini kenakalan yang bisa gua raih. Tapi, rasa bersalahnya -mungkin hampir seumur hidup. Di usia gua yang ke19 ini, gua nyesel kenapa gua gak belajar dengan giat. Gua mengacuhkan smeua tugas di sekolah, guru, siapa saja yang dengan tulus mengajar gua. 

Apalagi kalo nginget nginget jama gua sekolah di SMP. Hahahah, serasa pengen punya Time Stone atau Mensin Waktu untuk pergi kesana lagi. Ketemu temen temen berprestasi dan sering sharing bareng, banyak nanya ke guru guru hebat, ikut ekskul, punya banyak temen yang keren, dsb. Alasan gua gak bisa bersekolah dengan kesemangatan yang layak adalah gua tinggal di dalam pondok dengan berbagai macam aturan dan dorongan belajar agama yang lebih dahsyat

Bahkan selama gua SMP, gua punya anggapan. Kayaknya gua ga usah pusing pusing sekolah. Better, gua belajar ilmu agama aja. Ga salah sih. Tapi, kurang kurub. Kalo direnungkan, sebenernya sekolah gua bukanlah sekolah yang kurang dalam fasilitas, dan kuliatas pendidik. Sama sekali enggak. Sekolah gua bahkan merupakan Bekas Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional. Artinya, masih ada puing puing sisa cara didikan internasional yang ada dan sempet gua rasakan. Karena, kurang syukur dan sempitnya pemikiran pada saat itulah, gua menyerah.

Sekarang tahun 2019. Secara kemajuan teknologi udah berasa. Beda kayak dulu. Gua inget banget, waktu gua SMP kuota 100MB bisa buat internetan berminggu minggu. Tapi sekarang, 15GB masih kurang karena sering buat nonton Youtube. Tapi, semua itu berbanding kok dengan banyaknya layanan internet yang membludak. Banyak Startup dengan konsep yang variatif. Termasuk konsep edukasi yang membantu menyelesaikan penyesalan belajar gua bertahun tahun.

Namanya, adalah Zenius. Gua tahu tempat ini ketika gua iseng scrolling ria di internet. Video pengajarannya simple. Diatas kanvas Paint dan Pentablet, semua mapel diajarkan betul betul berisi. Mulai dari konsep, penerapannya, hingga evaluasi. 

Zenius baru satu dari sekian banyak portal edukasi yang melalang buana di dunia maya. Ada juga ruanggguru, Quipper, dan Pahamify dengan mentor mentor lokal. Buat yang udah agak pro dengan bahasa inggris, ada juga Brilliant, dan Khan Academy. Well, tapi gua merekomendasikan semuanya harus ikut. Minimal satu yang lokal, dan satu yang foreigner. Sekalian deres bahasa inggris lu

Kenapa sih kita kudu belajar online? kan kita udah bayar buat sekolah

Entah ini cuma ada dipikiran gua aja, atau lu juga. Gua menganggap belajar di sekolah merupakan sekedar formalitas. Begitu pula di bangku perkuliahan. Ujung ujungnya, kita bakal disuruh ngeriset sendiri pembelajaran kita dari dunia maya. Nanya di forum forum, nonton video Youtube dan ngorek ngorek artikel yang relevan dengan bidang belajar kita. 

Pantes lah lu bilang kayak begini, lu aja sekolahnya ga bener. Lu bilang sendiri diatas

Oke. Gua terima opini lu tentang gua, meskipun sebenernya itu juga fakta sih. Tapi, gua mengamati temen temen gua yang unggul & prestasi di sekolah. Mereka memang memperhatikan guru, dan ngerjain tugas. Tapi, gua kagak percaya kalo mereka bisa sebegitu jagonya murni karena buku pelajaran atau  review dari hasil catetan mereka. Gua yakin seumpama lu buka history browser mereka, lu bakal menemukan istilah istilah, "How to ... ; Bagaimana ; Rumus ...." dll. 

Itu adalah murid kebiasaan murid yang paling unggul di sekolah gua. Dan yang bisa mereka korek dari internen tentang pelajaran baru sebatas itu. Belum lagi mereka belajar konsep, penerapan dan cara belajar yang benar. Mungkin mereka dapet penghargaan Nobel tingkat kelurahan (emang ada?)

Bayangkan bagaimana kalo kita mengkolaborasikan belajar kita di sekolah dengan sumber belajar kita di internet. Memang bakalan berasa letih dan lelah. Tapi, kalo semua itu bisa dimanage dengan pembagian waktu yang pas. Insyaallah bakalan ringan. Dan yang mutlak, juga tergantung dosis kemalesan yang lu idap

Apalagi di Internet banyak banget hal yang gak diajarin di sekolahan. Ini bisa menjadi senjata lu saat bersaing di kelas. Kalo temen temen lu hanya mengandalkan pengajaran dosen atau guru. Tapi, lu punya banyak banget sumber, karena lu paham betapa pentingnya belajar online
Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Techbros Writer. Educactor, you name it

Follow Us

  • instagram
  • youtube

Categories

Materi Kuliah Buku Internet Stuff

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • March 2025 (4)
  • February 2025 (1)
  • November 2024 (3)
  • October 2024 (1)
  • January 2024 (1)
  • December 2023 (12)
  • November 2023 (9)
  • October 2023 (1)
  • September 2023 (3)
  • August 2023 (14)
  • July 2023 (3)
  • June 2023 (11)
  • May 2023 (3)
  • April 2023 (1)
  • March 2023 (1)
  • February 2023 (8)
  • January 2023 (6)
  • December 2022 (3)
  • November 2022 (2)
  • October 2022 (3)
  • September 2022 (3)
  • August 2022 (1)
  • July 2022 (1)
  • June 2022 (1)
  • May 2022 (1)
  • March 2022 (4)
  • February 2022 (8)
  • January 2022 (8)
  • December 2021 (4)
  • November 2021 (11)
  • October 2021 (6)
  • August 2021 (9)
  • July 2021 (5)
  • June 2021 (5)
  • May 2021 (4)
  • April 2021 (4)
  • March 2021 (6)
  • February 2021 (2)
  • January 2021 (7)
  • December 2020 (5)
  • November 2020 (2)
  • October 2020 (5)
  • September 2020 (6)
  • July 2020 (1)
  • June 2020 (1)
  • May 2020 (6)
  • March 2020 (1)
  • January 2020 (3)
  • December 2019 (3)
  • November 2019 (12)
  • October 2019 (8)
  • September 2019 (6)
  • August 2019 (8)
  • July 2019 (6)
  • June 2019 (3)
  • May 2019 (8)
  • April 2019 (2)

Report Abuse

Created with by ThemeXpose