Pengalaman Datang Ke Jakarta World Cinema 2025
Akhirnya, setelah sekian purnama. Jakarta World Cinema, sebuah perhelatan penayangan film film kelas dunia diadakan juga. Khususnya film film yang memenangkan penghargaan bergengsei seperti Cannes Festival dan Palme d'Or ditayangkan secara perdana di acara ini.
Karena perdana, hal ini membuat antusiasme para sinefil dalam negeri tak terbendung, yang menjadikan orang orang biasa seperti saya harus war tiket. Sayangnya, film yang cocok dengan jadwal saya hanya It Was Just An Accident karya Jafar Panahi sedangkan sisanya film film ditayangkan pada hari weekdays, sehingga saya tidak bisa hadir menyaksikan
Syukurnya saya mendapat kursi untuk menonton film tersebut di bangku paling nyaman. Saya dan istri saya datang lumayan awal, karena saya sempat foto foto dan mencoret coret tembok instalasi Klikfilm, media streaming yang mensponsori acara ini
Acara diadakan di CGV Grand Indonesia, yang merupakan mall terbesar di Indonesia. Tempatnya ada di lantai delapan, bahkan saya sempat tersesat di dalamnya.
Sampai sana, saya mencetak tiket di tiket box. Film dimulai pukul 19:35, masih ada sejam lagi, saya hanya duduk di tengah ruangan sambil ngobrol dengan istri saya.
Istri saya tidak mempunyai petunjuk apapun perihal film apa yang akan ia saksikan. Ia hanya percaya bahwa film ini sangat bagus dan memenangkan penghargaan.
Kami akhirnya masuk ke studio, sebagian bangku sudah terisi. Saya ada di baris D, sambil menunggu film ditayangkan --seperti biasa ada banyak pariwara CGV menjajakan bisnis mereka. Namun pengalaman yang membedakan dari pengalaman nonton pada umumnya adalah disini kita tidak melihat wajag Pak Naswardi, siapa kah beliau? Yup benar Ketua LSF yang video ia berpura pura memesan tiket dan nonton film selalu menemani layar perak kita
Film pun dimulai. Istri saya terlihat sangat terhibur, karena film karya Jafar ini dipenuhi dengan humor dan dialog yang berisi. Padahal, tema yang diangkat sangat berat. Intinya film ini bercerita tentang para bekas tahanan yang ingin balas dendam dengan jendral yang dulu pernah menyiksa mereka.
Sepulang dari JWC saya bertemu kawan saya Tomo, yang menonton lebih banyak film dari pada saya. Ia menonton Sentimental Value, Die, My Love, Sirat dan masih banyak lagi. Tapi kami lebih banyak berdiskusi tentang film terakhir, selain hanya itu film yang saya tonton, film tersebut juga sangat amat berkesan. Apalagi endingnya yang terus membayangi
Menghadiri JWC adalah pengalaman sinema yang paripurna. Menyaksikan film terbaik yang berhasil memperoleh penghargaan dari tangan tangan luar biasa. JWC tahun ini amat berkesan, semoga bisa bertemu lagi di JWC di tahun selanjutnya
Comments
Post a Comment