kapan punya anak?

Rasanya saya sedikit sekali menceritakan bagaimana perjalanan pernikahan saya sendiri. Bukan karena keluarga saya tidak harmonis, tapi lebih ke 'memang ada yang peduli dengan keseharian keluarga saya?'. Karena di luar sana masih banyak pasangan suami istri yang jauh lebih couple-goals dari pada kami dan lebih seru ditilik kesehariannya

Satu tahun menikah, jujur, bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali rintangan dan masalah yang dilalui. Syukurnya di antara masalah itu bukanlah masalah yang berorientasi pada uang. Tapi lebih berkenaan dengan kepercayaan dan tanggung jawab satu sama lain

Salah satu masalah yang akhir akhir ini sering kali dipertanyakan adalah perihal: momongan. Hal yang sering kali bikin saya membisu seribu bahasa, karena saya tidak mempunyai jawaban apapun kalo ditanya kenapa masih belum punya anak

Biasanya saya hanya akan menjawab basa basi dengan jawaban, "yah, memang belum dikasih. tapi usaha udah dilakui tiap malem kok (sambil ketawa getir)"

Tapi jawaban sebenarnya bukan itu. Ada jawaban yang masih tersimpan dalam diri saya yang hanya bisa saya ceritakan ke sesama yang sudah pernah merasakan pahit-getirnya pernikahan.

Sejujurnya bahkan setelah satu tahun menikah pun saya masih belum kepikiran tentang mempunyai anak. Selain karena mempunyai anak itu membutuh cost yang tidak sedikit, merawat seorang anak juga berarti mengharuskan saya/kita untuk selalu memberikan contoh yang terbaik. 

Karena saya selalu berkaca ketika saya dulu masih mengajar di pondok pesantren. Saya tidak bisa sebebas sekarang, bercanda hal hal yang tabu, mendengarkan musik keras keras, atau menonton film film french yang kadang mempertontonkan hal yang senonoh. Dulu saya sangat amat dikekang dengan ekspektasi luar biasa dari kanan dan kiri, karena saya selalu diamati oleh murid murid saya. Setiap tindak tanduk saya akan ditiru

Itu baru menjadi guru, bayangkan jika saya harus menjadi seorang ayah. Yang harus 24 jam menjadi orang yang sempurna karena apa yang menjadi kebiaasaan saya bisa mempengaruhi mental kecerdasan dan perilaku anak anak saya nantinya. Inilah yang menjadikan saya belum sanggup menjadi seorang bapak

Hingga ada kejadian lucu sekaligus absurd dari istri saya yang kakaknya menanyakan apakah istri saya sudah hamil atau belum, karena kalau sudah hamil ia berharap istri saya bisa menyusui anak angkat saudaranya, sehingga ia bisa menjadi keluarga persusuan

Istri saya juga sama seperti saya, belum begitu menginginkan buah hati. Namun, sejak kejadian itu ia selalu menanyakan terus kesungguhan saya untuk memomong buah hati. Saya menganggap desakan ini juga dipengaruhi oleh kakaknya yang menanyakan kenapa dirinya belum hamil hamil

Selain pertanyaan 'kapan punya anak' yang didasari kepentingan absurd seperti itu, saya juga pernah mendapatkan dugaan kalau selama ini saya & istri memutuskan untuk child free dari adik saya sendiri 

Well, dugaan tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Saya pernah mengajukan permintaan ini ke istri, namun ia menolaknya dengan berbagai alasan. Mulai dari siapa yang akan merawat kami di hari tua nanti rasa takut akan kesepian.

Sedangkan alasan saya memilih untuk child free (meski pada akhirnya tidak dikabulkan juga) adalah karena saya masih ga tega kalau ada seorang anak dilahirkan di negara ini. Mungkin kalau anak saya terlahir di Singapore atau di Australi saya akan memikirkan kembali keinginan saya ini. Namun karena saya hidup di negara dimana masuk sekolah favorit harus nyogok sekian puluh juta, rasanya sungguh kejam jika saya harus menghadirkan anak di dunia ini

Namun pada akhirnya saya meng-iyakan keinginan istri saya. Namun saya mengatakan bahwa saya masih perlu waktu untuk menyiapkan semuanya yang terbaik bagi anak kami kelak. Meski sebenarnya saya ga begitu pengen pengen amat, saya lebih cuman pengen bikin dia bahagia aja

Penundaan saya untuk mempunyai anak juga pernah mengundang reaksi positif dari bibi saya sendiri

"Gapapa ya 'ndra, belum punya anak dulu. Masih bisa pacaran. Coba bayangin itu jadi adikmu, mau kemana mana pasti ada yang ngikutin", katanya 

Entah ia mengatakan itu bertujuan untuk menenangkan atau menglulu.

Meski dalam hati saya tidak ingin mempunyai anak, namun diam diam kadang saya suka menulis ide nama anak jikalau nanti saya dikasih anak. Saya lebih suka nama yang bernuansa arab, latin dan sanskerta. Saya pernah kepikiran menggunakan nama barat seperti Benjamin atau Daniyal, tapi ide tersebut ditolak mentah mentah

Banyak orang menganggap orang yang ga mau punya anak adalah orang yang benci anak anak. Tapi sejujurnya bermain dengan anak kecil sungguh menyenangkan. Tentu tidak semua anak kecil begitu ada beberapa anak kecil yang rewel. Anak anak yang selalu menganggu kenyamanan orang dewasa.

Tentu itu bukan kesalahan anak kecil itu sendiri, tapi lebih ke orang tuanya yang tidak terbiasa memitigasi keinginan anak kalau mereka tantrum

Ketidak hadiran anak di rumah kami memang sering kali membuat rumah kami tampak sepi. Kadang kalau kami gabut, kami datang ke rumah adik saya untuk menjemput keponakan kami yang masih berusia dua setengah tahun. Usia yang masih lucu-lucunya untuk digendong dan dibuat tertawa

Keponakan saya ini dipanggil dengan banyak nama, tapi kami lebih nyaman memanggilnya Misel. Bayi perempuan sulung yang sekarang juga mempunyai adik ini, kadang perlu membutuhkan penanganan ekstra kalau sedang menangis. Dikarenakan keterbatasannya mengatakan apa yang dia inginkan, sehingga yang bisa ia lakukan hanya menangis kalau dia menginginkan sesuatu. Alhasil, orang orang dewasa disekitarnya harus terus menebak apa yang ia pinta supaya dia bisa diam

Sore itu, suami istri, yang juga merupakan teman kami, mengajak nongkrong di tempat makan. Tidak biasanya ia menghubungi kami, selain hanya untuk bertukar kabar dan memberi tahu bahwa mereka sedang berada di kota yang sama. Karena pekerjaan si suami yang sering kali berpindah pindah. Kami mengiyakan dan kebetulan kami membawa Misel, seingat saya saat itu alasan kami membawanya karena sebelumnya kami berencana ingin mampir ke rumah orang tua saya. Tapi rencana itu kandas, dan akhirnya kami langsung meluncur ke tempat makan untuk berkumpul dengan teman kami itu

Di sana Misel nangis sejadi jadinya. Ia mungkin merasa tidak betah karena tempat tersebut membosankan. Istri saya mengendongnya ke luar tempat makan, dengan harapan ia bisa diam dengan melihat mobil dan motor berlalu lalang. Istri saya membujuk Misel untuk menunjuk tangannya kepada apa yang ia sedang inginkan. Tangannya tertuju pada sebuah area bermain kecil. Disana terdapat odong odong dengan lamput kelap kelip. Istri saya menyeberangi jalan menuju tempat tersebut supaya Misel bisa segera diam

Saya kuatir, duduk di meja makan bersama teman kami tersebut. Mereka makan mendahului saya dan istri saya. Saya hanya diam, memikirkan apakah Misel bisa terkondisikan. Sesekali kami juga ngobrol perihal kerjaan. Sama seperti Misel, saya juga sepertinya harus pergi dari sini sebelum kebosanan dan kecanggungan membunuh diri saya

Saya akhirnya me-wa istri saya bagaimana kondisi Misel dan menawarkan bantuan untuk bertukar posisi. Saya menunggui Misel, dan istri saya kembali ke tempat makan.

Area bermain itu sangat mudah dikenali, karena hanya tempat itu satu satunya yang mempunyai istana trampolin dengan bentuk manusia mengerikan menjulang ke langit. Ada lagu anak anak yang terdengar dari kejauhan, saya dengan penuh keyakinan menuju sumber suara tersebut dan benar istri saya sedang berdiri disana sedangkan Misel duduk dengan tenang di atas odong odong

 



"Gantian ya, kamu nemenin Mbak Septi"

"Oke"

Saya tidak menghitung berapa kali odong odong itu berputar, tapi berapapun itu odong odong ini telah sukses membuat Misel bosan. Anak kecil ini terus memandangi saya dengan harapan saya akan mengendongnya. Saya menanyakan berapa tarif untuk odong odong ini. Sepuluh ribu katanya, harga yang murah untuk mendiamkan anak kecil ini sehingga tidak membuat saya sakit kepala. Bahkan, abang odong odong itu memberikan Misel balon. Sesuatu yang remeh, tapi entah kenapa pada malam itu saya merasa itu sudah lebih dari cukup 

 

 

 

Comments

Popular Posts