Pro Diri


Sudah satu tahun dia disini. Dia sudah dikenal sebagai orang yang pendiam. Dia tidak banyak tingkah dan sekalinya dia mecoba melawak semua orang akan menggaringinya atau kadang menyerah tertawa memaksa. 

Parahnya, yang tidak tahan dengan sifat seperti itu tak hanya orang orang sekitarnya. Tapi juga dirinya sendiri. Kadang dia mencoba bunuh diri. Kadang dia mencoba untuk beralasan pada kenyataan kalo dia memang sudah terlahir seperti itu. Kalau dikatakan seorang pecundang. Dia bukanlah pecundang, soalnya kadang dia juga suka menggerakkan anak anak usia SMP untuk membereskan sampah, walaupun tidak semua anak patuh kepadanya, dia tetap melakukan kewajiban yang harus mendarah daging mungkin untuk selama lamanya

Kini pertentangan cuma ada dua. Antara dia harus memihak pada dirinya sendiri tapi demikian itu tidak menjadikan dirinya manusia. Atau dia memihak pada masyarakat tapi itu hanya menyiksa diri. Dilema yang sangat menyayat. Dari raut wajahnya memandang mega merah di sore hari, semua orang boleh mengira dia memilih dirinya sendiri.

"Mas kok jarang senyum?"
Dia hanya terdiam ditanya oleh salah seorang putri usia SMP yang kebetulan lewat di depannya. Itu bukan kali petama. Tapi sudah berkali kali. Selalu seperti itu. Dia diam. Lalu dia tidak tersenyum. Seperti sudah direncanakan sejak pagi pagi buta sebelum dia melipat selimutnya. 

Dan sudah pasti itu adalah kenapa sudah sejak SMP tidak ada satupun perempuan bergaul dengannya. Sudah pasti juga, karena mereka takut. Bayangkan saja, mana ada perempuan yang mau punya pacar pendiam, dimana semua pasangan suka membicarakan hal remeh temeh seperti kenapa lampu mall berkelap kelip sampe filter apa yang digunakan tetangga untuk berselfi ria. Tapi lelaki satu ini, lelaki yang tidak diharapkan oleh perempuan manapun, hanya diam, berdampingan dengan si pacar yang seharusnya memutuskannya sebelum dia menyatakan perasaan. 

Dari setiap masalah yang ia punya. Memang, dia hanya berpihak pada dirinya sendiri. Dia menaruh simpati pada ketiadaan. Empati sudah lenyak sejak kemarin sore. Ketika dia memandang mega merah sebelah sana.

Apakah ada amanat dari manusia sendiri ini? Ada. Setidaknya dia adalah laki laki yang perhatian terhadap wawasannya kepada dunia. Dia tahu tentang pop culture, dia tahu tanggal berapa film bagus dari hollywood akan tayang di negeri ini. Dia update sekali. Dan itu yang biasanya dia sombongkan di hadapan anak anak SMP yang suka bengong sendiri sebab tidak mengerti. Laki laki ini menganggap itu adalah hal yang keren dan semua manusia yang hadir di dunianya harus tahu. Meski juga takkan ada yang peduli
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post